Pabrik Lotte Chemical Mulai Beroperasi, Dorong Kemandirian Petrokimia Nasional

Jumat, 07 November 2025 | 08:07:35 WIB
Pabrik Lotte Chemical Mulai Beroperasi, Dorong Kemandirian Petrokimia Nasional

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa beroperasinya pabrik New Ethylene Project milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) dapat menekan impor produk petrokimia. Selama ini, lebih dari 50% kebutuhan domestik masih bergantung pada impor.

Pabrik dengan investasi US$3,9 miliar atau sekitar Rp62 triliun ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. LCI juga dirancang sebagai kompleks naphtha cracker pertama di Indonesia dalam 30 tahun terakhir.

Naphtha cracker akan menghasilkan produk ringan seperti etilena dan propilena yang menjadi bahan baku penting industri domestik. Bahlil menekankan, produksi ini akan menggantikan impor yang selama ini dominan.

“Dengan pabrik ini kita tidak lagi mengimpor secara besar-besaran seperti tahun sebelumnya, 70% ada substitusi impor dan 30% kita ekspor,” ujar Bahlil dalam peresmian pabrik Lotte Chemical yang disiarkan secara live melalui YouTube Kementerian ESDM.

Kapasitas Produksi dan Nilai Ekonomi Pabrik LCI

Saat beroperasi penuh, pabrik ini diproyeksikan menghasilkan produk hilirisasi migas senilai US$2 miliar per tahun atau sekitar Rp33,42 triliun. Pendapatan diperkirakan mencapai US$1,4 miliar (Rp23,39 triliun) dari substitusi impor dan US$600 juta (Rp10,03 triliun) dari ekspor.

Bahan baku yang diolah adalah naphtha sebanyak 3.200 kta (LPG 0–50%). Produk hulu yang dihasilkan meliputi ethylene 1.000 kta, propylene 520 kta, mixed C4 320 kta, pyrolysis gasoline 675 kta, pyrolisis fuel oil 26 kta, dan hydrogen 45 kta.

Sementara itu, produk hilir mencakup high density polyethylene 250 kta, linear low density polyethylene 200 kta, polypropylene 350 kta, butadiene 140 kta, raffinate 180 kta, serta benzene, toluene, xylene (BTX) 400 kta. Produk-produk ini menjadi bahan baku untuk botol plastik, kabel, bumper mobil, peralatan medis, ban, karet sintetis, pembasmi serangga, dan cat.

Proyek ini diperkirakan membuka lapangan kerja bagi sekitar 40.000 tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahlil menyatakan, keberadaan pabrik ini akan mendorong tumbuhnya industri hilir bernilai tambah tinggi.

Dampak Strategis dan Kemandirian Industri Petrokimia

Chairman & CEO LOTTE Group, Shin Dong-bin, mengatakan bahwa pabrik ini menyediakan pasokan etilena secara stabil. Hal ini membantu mengurangi ketergantungan impor yang saat ini mencapai 90% dan meningkatkan kemandirian nasional hingga 67%.

“Lotte akan terus berinvestasi ke produk petrokimia bernilai tambah tinggi,” ujar Shin Dong-bin dalam kesempatan yang sama. Kompleks seluas 110 hektare ini memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 3 juta ton per tahun.

Fasilitas ini menghasilkan 1 juta ton etilena, 520.000 ton propilena, 350.000 ton polipropilena, 140.000 ton butadiena, dan 400.000 ton BTX per tahun. Pabrik sudah mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 dan terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450.000 ton yang sebelumnya sudah berjalan.

Integrasi ini diharapkan meningkatkan efisiensi rantai produksi sekaligus menekan biaya logistik dan impor. Dengan begitu, industri petrokimia domestik dapat bersaing lebih kuat di pasar internasional.

Bahlil menekankan bahwa produksi petrokimia lokal yang tinggi akan mendorong pertumbuhan sektor hilir. Produk bernilai tambah tinggi seperti plastik, serat sintetis, dan komponen manufaktur akan semakin banyak diproduksi di dalam negeri.

Dengan kapasitas besar dan skala investasi yang signifikan, proyek LCI menjadi tonggak baru kemandirian industri petrokimia nasional. Proyek ini juga membuka peluang bagi pengembangan inovasi dan teknologi di sektor kimia.

Keberadaan pabrik LCI menunjukkan sinergi antara pemerintah dan swasta dalam menurunkan ketergantungan impor. Hal ini diharapkan bisa menjadi model untuk pengembangan industri strategis lainnya di Indonesia.

Selain itu, stabilitas pasokan etilena dan propilena diharapkan dapat menstimulasi investasi pada industri hilir. Peningkatan kapasitas produksi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional secara lebih merata.

Industri petrokimia yang lebih mandiri akan memperkuat rantai pasok nasional. Dengan pengurangan impor, devisa negara dapat dihemat dan nilai tambah dari produksi dalam negeri meningkat.

Ke depannya, proyek ini diharapkan memacu investor untuk menanamkan modal di industri petrokimia bernilai tambah tinggi. Peningkatan kapasitas produksi diharapkan sejalan dengan pertumbuhan industri manufaktur dan kebutuhan domestik yang terus meningkat.

Selain menekan impor, proyek ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama industri petrokimia di kawasan Asia Tenggara. Kompleks Lotte Chemical menjadi simbol kemampuan Indonesia dalam mengelola proyek industri besar secara mandiri.

Dengan target substitusi impor hingga 70% dan ekspor 30%, pabrik ini diproyeksikan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Keuntungan finansial dan penciptaan lapangan kerja menjadi bukti nyata dampak strategis proyek ini bagi bangsa.

Terkini